Address: Blagungan, Donoyudan, Kalijambe, Sragen
blog img

Hari Pahlawan diperingati setiap tanggal 10 November. Penetapan 10 November menjadi Hari Pahlawan dilatarbelakangi oleh pertempuran di Surabaya pada 1945. Pertempuran ini menjadi perang pertama pasukan Indonesia melawan pasukan asing setelah diproklamasikannya Kemerdekaan Indonesia. Pertempuran ini bahkan disebut-sebut sebagai perang terbesar dan terberat dalam sejarah Revolusi Nasional Indonesia.

Sejarah Hari Pahlawan dimulai Sejak pasukan sekutu tiba di Jakarta pada bulan September 1945. Akan tetapi tersebar rumor bahwa pasukan sekutu diboncengi oleh NICA yang berencana memulihkan pemerintahan kolonial Belanda. Di kota Surabaya, situasi telah memanas sejak lama karena aksi para pemuda merampas senjata pasukan Jepang. Insiden pengibaran bendera Belanda di Hotel Yamato pada bulan September 1945 menambah panas situasi.

Tidak heran, kedatangan tiga kapal perang sekutu yang mengangkut 4000-an prajurit di Tanjung Perak Surabaya pada 25 Oktober 1945 disambut dengan kewaspadaan. Hanya 2 hari usai kehadiran pasukan di bawah komando Brigadir Jenderal Mallaby tersebut, bentrok senjata langsung terjadi. Pertempuran – pertempuran kecil segera menyebar di Surabaya sejak 27 Oktober 1945 dan melibatkan ribuan tentara RI bersama ratusan ribu massa anak muda. Tentu saja pasukan Sekutu yang jumlahnya ribuan lekas terkepung di berbagai titik.

Ketika anak buah Mallaby nyaris tumpas, pimpinan Sekutu di Indonesia AFNEI (Allied Forces Netherlands East Indies) meminta Soekarno dan Mohamad Hatta meredakan situasi. Soekarno-Hatta tiba di Surabaya pada 29 Oktober 1945 dan menyepakati gencatan senjata dengan tentara sekutu. Gencatan senjata lalu diumumkan oleh para pimpinan Kota Surabaya dan Mallaby sambil melakukan pawai mobil bersama. Namun, situasi tetap tidak terkendali hingga mobil yang dinaiki oleh Mallaby remuk karena ledakan granat di dekat Gedung Internatio. Kematian Jenderal  Mallaby pada 30 Oktober 1945 memantik kemarahan pimpinan pasukan Sekutu di Indonesia. AFNEI kemudian secara bertahap menambah konsentrasi pasukan Sekutu di Surabaya hingga mencapai 30.000 orang.

Pengganti Jenderal Mallaby, Mayor Jenderal Eric Carden Robert Mansergh, kemudian merilis ultimatum pada 9 November 1945. Ia mengancam memborbardir Surabaya jika pada 10 November 1945, para pejuang RI tidak menyerah pada Sekutu. Ancaman tidak diacuhkan, dan perang besar yang memakan korban ribuan jiwa terjadi, setidaknya 16 ribu pejuang Indonesia tewas di pertempuran Surabaya 10 November 1945. Sebaliknya, Sekutu kehilangan nyawa 600-2000 prajurit, sekaligus 2 jenderalnya (Mallaby dan Robert Guy Loder-Symonds). Ketimpangan tersebut wajar mengingat tentara Sekutu bertempur dengan persenjataan militer jauh lebih lengkap dibandingkan para pejuang RI. Sekalipun posisi pejuang RI terdesak keluar Surabaya dalam pertempuran yang berlarut sampai Desember 1945, kegigihan arek-arek Suroboyo membuat Sekutu dan dunia internasional tahu rakyat Indonesia serius dengan proklamasi kemerdekaannya.

Kurang dari setahun setelah peristiwa 10 November 1945, muncul ide agar momentum itu dikenang sebagai Hari Pahlawan. Gagasan tadi dicetuskan salah satu tokoh pertempuran Surabaya, Soemarsono. Dia mengutarakan usulan tadi pada 4 Oktober 1946, dalam rapat Badan Kongres Pemuda Republik Indonesia (BPKRI). Setelah BPKRI menyepakati usulan itu, Presiden RI Soekarno menyetujuinya. Peringatan Hari Pahlawan kemudian pertama kali digelar pada 10 November 1946 di Yogyakarta yang kala itu menjadi ibu kota Republik Indonesia.

Para Pahlawan memiliki 2 hal yang sangat penting yakni tekad dan semangat. Tekad untuk pantang menyerah dan tidak takut mati demi hak Indonesia, serta semangat juang dan keberanian yang berapi – api melawan pasukan penjajah. Atas dasar tersebut, sudah sepatutunya masyarakat Indonesia mengimplementasikan dan meneladani nilai-nilai luhur para pahlawan, terutama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Masyarakat Indonesia perlu memiliki semangat kepahlawanan untuk membangun negara, sesuai dengan potensi dan profesi masing-masing. Peringatan Hari Pahlawan juga diharapkan dapat merperkuat persatuan bangsa, serta meningkatkan rasa kecintaan dan kebangggaan sebagai bangsa dan negara Indonesia.

Leave a Reply